Pelamun malas

adalah sebuah teriakan hati seorang pelamun,
seorang pengandai, penghayal,seorang pemalas,
tentang kehidupan ini..
yang tidak sempat tersampaikan
di duna nyata..

Air

Air adalah sebuah elemen penting dalam dunia ini, hampir sebagian makhluk hidup yang dapat kita lihat sehari-hari mempunyai subtansi ini. Air merupakan sebuah elemen dasar bagi sebuah organisasi jasad untuk dapat dikatakan sesuatu yang hidup dan bergerak.

Air mempunyai sifat adaptasi yang sangat murni. Di saat dia berada di mulut kawah berapi maka sifat air saat itu adalah panas, namun di saat ia berada di sebuah air terjun pegunungan maka ia mempunyai peran untuk menjadi dingin. Dan tingkat adaptasinya juga mencapai hakikat bentuk, dia bisa menjadi bentuk apapun dalam setiap nasib kehidupan yang sedang ia jalani.

Entahlah, sejak dulu kala hingga sekarang apakah jumlah komposisi air tetap ataukah berubah? Sepertinya jika memang demikian maka ia telah melalui beberapa proses transformasi yang terus berulang ulang. Dia pernah menjadi uap yang hampir tak terlihat, dia pernah menjadi sebongkah es yang mempunyai kekuatan menghancurkan, dan juga ia bisa menjadi sebuah salju yang lembut. Air telah melalui beribu ribu proses adaptasi mutlak terhadap dunia ini.

 - - -

Wahai Air... tunjukkanlah padaku kegelisahanmu menjalani itu semua,
ceritakan padaku bagaimana engkau menghadapi dan menjalani itu semua,
ajarkan padaku arti dari tulusmu mengikuti semua aturan dunia
tanpa sedikitpun engkau khianat kepadanya.

Apakah sebenarnya rahasia kekuatan diam mu?
apakah sebenarnya sumber pamrihmu melakukan itu semua?
aku ingin mengenalmu, aku ingin mendengarkan semua petualanganmu terhadap dunia ini...

wahai air sumber semua kehidupan ...
rabalah hati ini, yang selalu merasa kering dalam kehidupan ini,
dengan sejuknya sifatmu, dengan lembutnya tampakmu, dengan tulusnya niatmu

Menanti sebuah rintik hujan yang pernah membasahi sukma ini

Selintas lalu sepertinya diri ini menemukan sesuatu yang pantas untuk dipikirkan darimu. Namun kini sepertinya ada beberapa hal yang menurut hati ini telah sedikit berubah terhadap beberapa pemikiranku tentang siapa sebenarnya hatimu. Entah apa gerangan yang terjadi padamu di sekitarmu, namun sepertinya itu membuatmu sedikit terlena dan tertarik oleh kekuatan mereka sehingga Engkau telah lupa terhadap beberapa pakem hati dan konsep konsep yang telah Engkau rancang jauh di dalam lubuk hatimu yang tanpa Engkau sadari akupun tahu tentang hal itu yang berada di hatimu.

Otak ini terus menerus mengeluarkan opini opini buruk terhadapmu atas semuanya yang telah terjadi akhir akhir ini. Setiap waktu melihat isi hatimu, otak ini tanpa sengaja meletupkan semua kemarahannya, semua kekesalannya kepada dunia khayalan yang diciptakannya sendiri agar tidak mengganggu beberapa dunia yang telah disepakati oleh banyak otak dan hati dalam kehidupan ini. Semua terkatakan dengan sangat keras, hingga tak ada lagi suara yang dapat menutupi teriakan teriakan itu, teriakan amarah.

Namun Engkau beruntung kawan, hati masih berpihak kepadamu. Hati ini masih memberikan sebuah wacana positif tentangmu. Dia masih percaya bahwa dirimu masih tetap seperti yang dia kenal, seperti yang dia harapkan, seperti yang dia ketahui tentangmu sejauh ini. Hati ini masih terus menunggu dengan tingkatan sabar yang paling tinggi untuk menyambutmu kedalam alam pemikiran yang pernah kalian berdua terhubungkan, ya, antara hati dan hati, kalian berdua sepertinya memiliki sebuah ruang khusus untuk bertemu dan bercengkrama dengan mesra tanpa ada intervensi dari ruang dan waktu sekalipun. Kita lihat nanti, dapatkah kalian berdua, hati dan hati, bisa kembali menemukan konsep alami kalian, aku di sini akan menunggu melihatnya.

Lalu, dimanakah posisiku saat ini? 
Engkau telah mengambil otak pemikiran, dan hati kejernihan dariku. Engkau telah meng-adu domba mereka dengan menciptakan opini yang sangatlah bertolak belakang. Aku di sini sendiri sedang menanti beberapa kejadian waktu. Memahami siapakah yang benar, melihat dan mendengar sebenarnya apa yang sedang terjadi saat ini dan nanti. Dan hingga saatnya nanti, di saat hikmah mulai terlihat dengan sangat benar, maka tatkala semua elemen yang berada dalam diri dan jiwaku ini bertemu, aku akan memulai untuk mengambil keputusan yang terbijak dari beberapa kebijaksanaan yang telah ditawarkan oleh semuanya

Aku harap dapat menemukan Engkau yang pernah aku kenali dan pahami di saat itu...

Perjalanan kehidupan

Aku menyusuri jalan itu, jalan yang telah banyak ditinggal orang orang. Kutelusuri bekas setapak yang telah tercipta di jalan itu, tidak begitu membingungkan, hanya saja, di sini sudah tak seramai dulu lagi. Kulangkahkan kakiku untuk mengetahui sampai manakah jalan ini berakhir, jalan yang telah banyak ditinggalkan kebanyakan orang-orang yang akhir.

Tak pernah kutemui sebuah akhir dalam perjalanan ini. Hingga kaki terasa lelahpun, semuanya ini masih belum berakhir. Mungkin inilah sebabnya banyak orang telah meninggalkan jalan ini. Jalan sunyi ini, jalan sepi ini, jalan sempit ini.

Hingga tibalah kakiku di sebuah setapak yang mulai memudar. Tak tampak dimanakah jalan setapak yang dulu banyak dilalui orang orang. Semuanya sekarang kabur, tertutupi alam yang telah mengambil alih jalan ini. Hanya kata hati dan keyakinan kecil murni yang terus menerus menyemangati kakiku ini untuk melangkah terus kedepan tanpa adanya sebuah petunjuk yang jelas terhadap akhir dari suatu perjalanan ini.


Tubuhku pun lelah dengan semua ini. Perjalanan ini tiada pernah akhir. Tak pernah sekalipun aku menemui sesuatu yang kurasa lewat hati ini adalah tujuan akhir perjalanan ini. Masih belum dapat menemukan tempat itu. Namun hati ini terus saja berbisik untuk terus, terus, dan terus melangkah kan, sedikit demi sedikit, setapak untuk setapak. Hingga... tubuhku pun tak kuat menahan semuanya, aku ambruk terjatuh di tanah alam ini, sambil sesekali bertanya kepada hati ini, apakah aku telah sampai? dimanakah tempat itu? dimanakah akhir dari jalan ini? dimanakah itu ? dimanakah ? DIMANAAA !!!

aku terus meneriakkan pertanyaan pertanyaan bodoh itu, hingga suatu waktu entah kenapa hati ku  pun berhenti untuk berbisik, hatiku pun terhenti untuk bersuara, semuanya kini sepi, sunyi, senyap, hening, dan kosong. Hingga aku lupa dimanakah sebenarnya aku saat ini... aku lupa semuanya, ini, itu, semuanya...